Mataram, 20/2 (ANTARA) - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia atau
Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Nusa
Tenggara Barat (NTB) mengatakan, Pemerintah Australia menerbitkan
"travel advisory" atau imbauan untuk mempertimbangkan kunjungan Gili
Trawangan.
"Memang ada 'travel advisory' itu tapi tidak
mengganggu usaha travel yang beroperasi di wilayah NTB, karena umumnya
wisatawan Australia langsung dari Bali ke Gili Trawangan menggunakan
kapal cepat atau kapal pesiar," kata Ketua ASITA NTB Agus Mulyadi, di
Mataram, Rabu.
Agus mengatakan, "travel advisory" ke Gili
Trawangan itu pun bersifat imbauan dan sudah menjadi kewajiban
pemerintahan suatu negara, untuk melindungi warga negaranya, yang
merujuk kepada kasus yang ada.
Pemerintah Australia merujuk
kepada kematian turis remaja asal Australia Liam Davies (19) akibat
minuman keras yang dikonsumsi pada malam Tahun Baru 2013.
Davies meninggal dunia di Rumah Sakit Sir Charles Gairdner, Perth,
Australia, 6 Januari 2013, setelah beberapa hari kritis. Remaja
kelahiran Selandia Baru itu dilarikan dari Pulau Lombok, NTB, ke Perth,
sehari setelah menjalani pemeriksaan di salah satu rumah sakit di Kota
Mataram.
Davies diduga keracunan metanol, bahan kimia yang
biasa digunakan untuk keperluan industri. Ia diserang nyeri lambung dan
kepala serta muntah-muntah, hingga kritis dan meninggal.
"Travel
advisory" itu diterbitkan atas desakan orangtua dan sanak keluarga
Davies di Australia dan Selandia Baru yang meminta negaranya menyikapi
permasalahan tersebut, hingga Konjen Australia di Denpasar, Bali, Brett
Farmer menemui Pemerintah Provinsi NTB dan pihak terkait lainnya.
Farmer datang bersama Wakil Kedutaan Besar Selandia Baru untuk
Indonesia Ian Brownlies, dan menghadiri pertemuan koordinasi di Aula
Dinas Kesehatan Provinsi NTB, di Mataram, 17 Januari 2013.
Saat
itu Farmer banyak mendapat informasi terkait kematian turis remaja
Australia itu, namun Pemerintah Australia kembali meminta penjelasan
secara tertulis, sehingga Konjen Australia itu mengirim surat resmi
berisi sejumlah pertanyaan penting kepada Pemerintah Provinsi NTB.
"Tentu kami berharap, 'travel advisory' itu segera berlalu, meskipun
sementara ini usaha travel lokal di wilayah NTB aman-aman saja. Masih
banyak wisatawan yang menggunakan jasa travel yang tergabung dalam ASITA
NTB," ujarnya.
Menurut Agus, berkurangnya kunjungan wisatawan
Australia sejak dua bulan pertama 2013, tidak terlepas dari "travel
advisory" itu. Namun, penurunan kunjungan wisatawan ke NTB saat ini juga
karena sedang masa "low season".
Ia optimistis, masih banyak
wisatawan Australia yang menganggap kematian Davies sebagai kasusistik,
bukan karena NTB tidak aman atau Gili Trawangan yang tidak lagi diminati
wisatawan mancanegara.
"Masih ramai kunjungan wisatawan di Gili
Trawangan, itu hanya imbauan saja, dan nanti juga semua orang Australia
pahami substansi permasalahannya," ujar Agus yang mengkoordinir
sebanyak 141 usaha biro perjalanan wisata itu.
Sebelumnya,
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Komunikasi dan Informasi Kabupaten
Lombok Utara Sinar Wugiyarno mengatakan, kunjungan wisatawan Australia
ke Gili Trawangan dan gili lainnya anjlok pasca kematian Davies,
berkurang secara drastis.
"Penurunannya sangat tajam, dari 70 persen menjadi sekitar lima persen saja," ujar Sinar.
Sinar menduga, anjloknya kunjungan wisatawan Australia ke lokasi wisata
andalan Lombok Utara dan NTB yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili
Air, akibat gencarnya pemberitaan media massa di Australia, terkait
kematian Davies, turis remaja Australia itu.
Objek wisata Gili
Trawangan dikunjungi sekitar 40 ribu orang wisatawan setiap tahun, dan
dua gili lainnya yakni Gili Meno dan Gili Air dikunjungi sekitar 20 ribu
wisatawan setiap tahun.
"Informasi yang kami ketahui, semenjak
kematian Davies, media-media massa di Australia hampir setiap hari
memberitakan masalah itu, dan memojokkan kita (NTB). Karena itu,
dampaknya kunjungan wisatawan Australia turun tajam dan sekarang hanya
sekitar lima persen saja," ujarnya.
Sejumlah pelaku usaha
pariwisata di tiga gili itu, juga mengaku kehilangan omset yang cukup
banyak akibat berkurangnya jumlah wisatawan Australia.
Tiga distributor minuman keras berizin yang beroperasi di lokasi wisata
andalan NTB itu, juga mengaku lesu. Ketiga distributor minuman keras itu
yakni Marina, Bintang Indah dan UD Tanpa Nama.
"Saat ini, ada
14 unit usaha yang mengantongi izin perdagangan minuman keras di wilayah
Kabupaten Lombok Utara. Sebanyak sembilan izin di tiga gili itu, dan
lima izin lainnya diluar gili itu. Pemegang izin mengaku omsetnya
anjlok, karena wisatawan Australia berkurang drastis," ujar Sinar
Rabu, 20 Februari 2013
AUSTRALIA TERBITKAN "TRAVEL ADVISORY" KE GILI TRAWANGAN
Posted on 03.08 by Unknown
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar